Rabu, 10 Agustus 2011

Maaf… Pak Bu Dosen… Bukan Anda yang Memberi Kami Nilai…


Hanya pada-Nya lah kita berserah diri…

Inspirasi dari ujian pendadaran kelulusan
Yogyakarta, 09 Agustus 2011


Siang itu, raut muka Jonjon nampak pucat pasi. Detak jantungnya bergulir cepat. Sedangakan ubun – ubun kepalanya terasa begitu panas. Seakan ada yang mau keluar dari dalam otaknya. Sementara rasa dingin menyelimuti seluruh pergelangan tangannya bagaikan seorang pendaki gurun es tanpa pengaman baju tebal.

Pukul 13.00 di ruang 231 kampus tua itu akan menjadi saksi perjalanan Jonjon dalam studi kuliahnya selama 3 tahun. Sungguh menjadi hari yang begitu hampa baginya. Pada hari itu akan menentukan hasil akhir dari perjalanan kuliahnya selama ini di uniersitas negeri ternama di kota Yogyakarta. Pada siang panas itu, Jonjon akan menghadapi ujian pendadaran. Sebuah ujian yang sering menjadi tumpuan akhir para mahasiswa “kaka tua” angKAtan – angKAtan TUA.
Pada akhir ujian sidang ini, nasibnya akan ditentukan apakah akan menghuni meja “NASAKOM” (Nasib Satu Koma), “PMDK” (Perkumulan Mahasiwa Dua Koma), ataupun tersenyum lebar sebagai mahasiswa “SMS” (Mahasiswa Status Memuaskan).

Hari pergelutan terakhir ini akan menentukan nasibnya selama ini kuliah di kampus tua ini. Sebagai sebuah langkah awal perhelatan dengan 4 pasang mata penguji. Membuat keringat dingin Jonjon semakin mengalir deras. Rasa gugup dan takut benar – benar menggerayangi pikiran dan hatinya.

Itulah sepenggal kisah yang terjadi pada sidang ujian pendadaran bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan program studi kuliahnya. Sebagai sebuah perjuangan penantian dari sebuah status sebagai seorang “mahasiswa”.
Namun, kali ini haru ku ucapkan Maaf… Pak Bu Dosen… Bukan Anda yang Memberi Saya Nilai…”

Ya. Kita harus berani kuatkan tekad dalam diri kita bahwa bukan merekalah yang memberikan nilai akhir bagi kita. Memang benar mereka yang mempunyai kendali dan hak untuk memberikan kita status sebagai predikat “A/B/C atau bahkan D”. namun sekali lagi mereka hanyalah pelaksana dari semua proses kehidupan ini. Karena hanya Allah lah yang telah mengatur semua proses kehidupan ini. Dia-lah yang memiliki segala kehidupan ini beserta dangan isinya.

Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang[462]. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman[463]. (Q.S Al An’ aam:12)
Mas… Mbak…


Jika kita tilik kembali, maka dapat kita renungi bahwa Bapak ibu dosen yang menuliskan nilai pada kita bukanlah semata sebagai individu yang menakdirkan sebuah nilai dalam transkip nilai kita. Mereka hanyalah sebuah penyalur dari kehendak Allah untuk diri kita. Mereka hanyalah sebagai sebuah tempat yang mulai membagikan rezekinya pada kita.

Mungkin Allah ingin menguji kita seberapa besar pengorbanan dan perjuangan kita untuk mengahadapi segala ujian di dunia ini. Hingga pada akhirnya kita kan memanen dari setiap usaha yang kita lakukan di kemudaian hari.

Jadi, kita mungkin ndak perlu cemas jika harus berhadapan dengan dosen dan penguji superkilleryang paling terkenal karena pelit berbagi nilai “A”. Toh, mereka manusia juga. Mereka tak akan menggigit dan memakan kita. Dan selama mereka masih makan nasi dan minum air, masih ada harapan untuk berbelas nilai baik pada mereka.

Satu hal yang mungkin Allah inginkan dari diri kita. Allah ingin melihat sejauh apa diri kita mau berusaha semaksimal mungkin, Hingga pada akhirnya Allah lah satu-satunya penentu akhir perjuangan ini.

Mas… Mbak…
Tak perlu risau menghadapi dosen killer yang mungkin akan sangar menyerupai singa ketika bertemu dengannya. Namun kita perlu teriakan dalam dada kita “Bukan mereka yang memberi kita nilai”. Kita masih memiliki Allah yang akan berbagi cinta dan kasihnya kepada manusia. “Allahu Akbar!!! Smangaddzzz (^_^)

Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Al Insaan : 30).
Tetap jaga ikhtiar kita, dan satu hal yang perlu kita pastikan bahwa Allah maha bijaksana. Dia ka nada untuk setiap hamba yang dekat dengan-Nya. Tetap tawakal dalam jalan cinta-Nya. Mari kita gapai takwa dan semangat kuat dalam diri kita tuk tetap optimis menggapai masa depan yang lebih indah.
SMANGADZzzz….

0 komentar:

Posting Komentar