Sabtu, 28 April 2012

Teori Fisika Hawking, Mengungkap Perjalanan Isra Rasulullah SAW

Salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah diperjalankannya beliau oleh Allah SWT melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Banyak yang coba mengungkapkan peristiwa tersebut secara ilmiah, salah satunya melalui Teori Fisika paling mutahir, yang dikemukakan oleh Dr. Stephen Hawking.


Stephen Hawking

Teori Lubang Cacing
Raksasa di dunia ilmu fisika yang pertama adalah Isaac Newton (1642-1727) dengan bukunya : Philosophia Naturalis Principia Mathematica, menerangkan tentang konsep Gaya dalam Hukum Gravitasi dan Hukum Gerak.

Kemudian dilanjutkan oleh Albert Einstein (1879-1955) dengan Teori Relativitasnya yang terbagi atas Relativitas Khusus (1905) dan Relativitas Umum (1907).

Dan yang terakhir adalah Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942), beliau dikenal sebagai ahli fisika teoritis.

Dr. Stephen Hawking dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama sekali karena teori-teorinya mengenai tiori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan tulisan-tulisan topnya di mana ia membicarakan teori-teori dan kosmologinya secara umum.

Tulisan-tulisannya ini termasuk novel ilmiah ringan A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut, suatu periode terpanjang dalam sejarah.

Berdasarkan teori Roger Penrose :


“Bintang yang telah kehabisan bahan bakarnya akan runtuh akibat gravitasinya sendiri dan menjadi sebuah titik kecil dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, sehingga menjadi sebuah singularitas di pusat lubang hitam (black hole).“
Dengan cara membalik prosesnya, maka diperoleh teori berikut :
Lebih dari 15 milyar tahun yang lalu, penciptaan alam semesta dimulai dari sebuah singularitas dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, meledak dan mengembang. Peristiwa ini disebut Dentuman Besar (Big Bang), dan sampai sekarang alam semesta ini masih terus mengembang hingga mencapai radius maksimum sebelum akhirnya mengalami Keruntuhan Besar (kiamat) menuju singularitas yang kacau dan tak teratur.

Dalam kondisi singularitas awal jagat raya, Teori Relativitas, karena rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga akan menghasilkan besaran yang tidak dapat diramalkan.

Menurut Hawking bila kita tidak bisa menggunakan teori relativitas pada awal penciptaan “jagat raya”, padahal tahap-tahap pengembangan jagat raya dimulai dari situ, maka teori relativitas itu juga tidak bisa dipakai pada semua tahapnya.

Di sini kita harus menggunakan mekanika kuantum. Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum.

Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa berjalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.

Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.




Ilustrasi Lubang Cacing

Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika.

Jadi dalam pandangan Hawking takdir itu tidak bisa diubah, sudah jadi sejak diciptakannya.


Dalam bahasa ilmu kalam :


“Tinta takdir yang jumlahnya lebih banyak daripada seluruh air yang ada di tujuh samudera di bumi telah habis dituliskan di Lauhul Mahfudz pada awal penciptaan, tidak tersisa lagi (tinta) untuk menuliskan perubahannya barang setetes.”
Menurut Dr. H.M. Nasim Fauzi, sesuai dengan teori Stephen Hawking, manusia dengan waktu nyatanya tidak bisa menjangkau masa depan (dan masa silam).
Tetapi bila manusia dengan kekuasaan Allah, bisa memasuki waktu maya (waktu Allah) maka manusia melalui “lubang cacing” bisa pergi ke masa depan yaitu masa kiamat dan sesudahnya, bisa melihat masa kebangkitan, neraka dan shiroth serta bisa melihat surga kemudian kembali ke masa kini, seperti yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW, sewaktu menjalani Isra’ dan Mi’raj.




Dari sinilah Rasulullah SAW diperjalankan oleh Allah SWT ke langit.
Sebagaimana firman Allah :


Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal . . .
(QS. An Najm / 53:13-15)Nampaknya dalam mengungkap Perjalanan Isra, Teori Hawking dengan “Lubang Cacing”-nya, sama logisnya dengan Teori Menerobos Garis Tengah Jagat Raya namun meskipun begitu, teori Hawking, tidak semuanya bisa kita terima dengan mentah-mentah.

Seandainya benar, Rasulullah diperjalankan Allah melalui “lubang cacing” semesta, seperti yang diutarakan oleh Dr. H.M. Nasim Fauzi, harus diingat bahwa perjalanan tersebut adalah perjalanan lintas alam, yakni menuju ke tempat yang kelak dipersiapkan bagi umat manusia, di masa mendatang (surga).

Rasulullah dari masa ketika itu (saat pergi), berangkat menuju surga, dan pada akhirnya kembali ke masa ketika itu (saat pulang).

Dan dengan mengambil teladan peristiwa Isra, kita bisa ambil kesimpulan :


1. Manusia dengan kekuasaan Allah, dapat melakukan perjalanan lintas alam, untuk kemudian kembali kepada waktu normal.

2. Manusia yang melakukan perjalanan ke masa depan, namun masih pada ruang dimensi alam yang sama, tidak akan kembali kepada masa silam (mungkin sebagaimana terjadi pada Para Pemuda Kahfi).

3. Manusia sekarang, ada kemungkinan dikunjungi makhluk masa silam, tetapi mustahil bisa dikunjungi oleh makhluk masa depan. Hal ini semakin mempertegas, semua kejadian di masa depan, hanya dipengaruhi oleh kejadian di masa sebelumnya.
WaLLahu a’lamu bisshawab…
Sumber :
kanzunqalam.wordpress.com

Minggu, 22 April 2012

SKRIPSI


Teruslah berjuang atau kau kan menjadi yang terbuang…


Karawang, 04 Maret 2012






















Jika kau merasa galau karena skripsi…
Bingung menghadapi dosen yang kadang susah dicari…
Atau justru harus berhadapan dengan alat tugas akhir yang kadang rewel sendiri…
Itu wajar…
Karena itulah masa akhir penantianmu…

Jika kau merasa bimbang karena skripsi…
Bingung menyelesaikan kata demi kata dalam laporan…
Atau materi laporan yang tersaji membuatmu pusing tujuh keliling…
Itu wajar…
Karena itulah masa akhir perjuanganmu…

Sahabat…
Tengoklah sang mentari yang bersinar…
Bukankah dia akan nampak indah kala terbenam…
Menyeringai indah dibalik awan yang menggumpul…
Hingga sinar merahnya bak permadani indah yang menawan…

Namun tak semuanya kan terlihat menakjubkan…
Karena kadang mendung datang membuyarkan pandangan…
Hingga hanya menyisakan awan tebal atau justru hujan yang berjatuhan…

Tapi semua itu adalah pilihanmu…
Termasuk juga skripsimu…

Kala dosen memberikanmu tantangan untuk membatasi keinginannnya…
Hingga membuat banyak kertas terbuang tak berfungsi…
Karena sering – seringnya revisi…
Jangan sampai frustasi…
Apalagi sampai bunuh diri…
Hanya gara – gara skripsi…

Tetaplah SMANGADZ berjuang hingga nanti…
Jangan sampai kau berhenti berjuang karena hal ini…
Karena ini hanyalah sejenak dari perjuanganmu…
Yang kan mengantarkan ke masa depanmu…

Tetaplah OPTIMIZ berjuang hingga akhir…
Jangan sampai kau berhenti di tengah perjuangan…
Karena itu hanya akan membuang impianmu…
Yang kan mengantarkan ke cita – citamu…

Bisa jadi perjuangan selama kuliahmu sepanjang itu…
Hanya ditentukan oleh akhir semestermu…
Tetapi tetap teguhkan perjuanganmu…
Karena itu akan jadi pilihanmu…


Mana yang akan kau pilih…
Menjadi pemenang atau justru menjadi yang terbuang…??

Tetap SMANGADZ…
Tetap OPTIMIZ…

Minggu, 15 April 2012

KEJUJURAN SEORANG SAUDAGAR PERMATA


Pada suatu hari, seorang saudagar perhiasan di zaman Tabiin bernama Yunus bin Ubaid, menyuruh saudaranya menjaga kedainya kerana ia akan keluar solat. Ketika itu datanglah seorang badwi yang hendak membeli perhiasan di kedai itu. Maka terjadilah jual beli di antara badwi itu dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya tadi.
Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya empat ratus dirham. Saudara kepada Yunus menunjukkan suatu barang yang sebetulnya harga dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh badwi tadi tanpa diminta mengurangkan harganya tadi. Ditengah jalan, dia terserempak dengan Yunus bin Ubaid. Yunus bin Ubaid lalu bertanya kepada si badwi yang membawa barang perhiasan yang dibeli dari kedainya tadi. Sememangnya dia mengenali barang tersebut adalah dari kedainya. Saudagar Yunus bertanya kepada badwi itu, "Berapakah harga barang ini kamu beli?"

Badwi itu menjawab, "Empat ratus dirham."
"Tetapi harga sebenarnya cuma dua ratus dirham sahaja. Mari ke kedai saya supaya saya dapat kembalikan wang selebihnya kepada saudara." Kata saudagar Yunus lagi.
"Biarlah, ia tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga yang empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham."
Tetapi saudagar Yunus itu tidak mahu melepaskan badwi itu pergi. Didesaknya juga agar badwi tersebut balik ke kedainya dan bila tiba dikembalikan wang baki kepada badwi itu. Setelah badwi itu beredar, berkatalah saudagar Yunus kepada saudaranya, "Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan dua kali ganda?" Marah saudagar Yunus lagi.

"Tetapi dia sendiri yang mahu membelinya dengan harga empat ratus dirham." Saudaranya cuba mempertahankan bahawa dia dipihak yang benar.
Kata saudagar Yunus lagi, "Ya, tetapi di atas belakang kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan saudara kita seperti memperlakukan terhadap diri kita sendiri."
Jika kisah ini dapat dijadikan tauladan bagi peniaga-peniaga kita yang beriman, amatlah tepat. Kerana ini menunjukkan peribadi seorang peniaga yang jujur dan amanah di jalan mencari rezeki yang halal. Jika semuanya berjalan dengan aman dan tenteram kerana tidak ada penipuan dalam perniagaan.

Dalam hal ini Rasulullah S.A.W bersabda, "Sesungguhnya Allah itu penetap harga, yang menahan, yang melepas dan memberi rezeki dan sesungguhnya aku harap bertemu Allah di dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntut aku lantaran menzalimi di jiwa atau diharga." (Diriwayat lima imam kecuali imam Nasa'i)

Citra Scholastika - Pasti Bisa



beri semangat baru tuk jiwaku 
temani aku dalam kesendirian ini 
ku bertahan 
mentari terbenam temani dalam kesepianku 
beri kenangan dalam hidupku ini 
ku bertahan 

aku pasti bisa 
melewati semua dan menghadapinya 
aku yakin pasti bisa 
beri semangat baru tuk jiwaku 
beri kejutan dalam hidupku ini 
ku bertahan 
aku pasti bisa 
melewati semua dan menghadapinya 
aku yakin pasti bisa 

aku pasti bisa 
menghadapi dan menghadapinya 
aku yakin pasti bisa 
aku ingin engkau akan menemaniku 
dan ku jalani hidupku dengan senyuman 
aku pasti bisa 
menghadapi dan menghadapinya 
aku yakin pasti bisa 
dan ku jalani hidupku dengan senyuman

Segenggam Rindu di Ujung Senja Jakarta


Terinspirasi oleh :  senja kota metropilitan
Karawang, 15 April 2012


Di ujung kota ini aku terdiam…
Menatap sang surya yang kan tenggalam…
Di balik peraduan alam…
Menyisakan sebuah rindu tergenggam…

Di balik gedung – gedung tinggi menjulang…
Menatap keindahan alam yang terhalang…
Dibalik awan – awan yang pergi dan datang…
Menyisakan sebuah rindu menyerang…

Kurasakan ada sebuah cerita yang kurasa berbeda…
Akan ketidakberadaanmu dalam perjalanan yang ku lalui…
Hingga ada sebuah kerinduan di dada…
Akan kebersamaan saling mengisi…

Aku hanya perlu menatap sang awan yang menghalang…
Tuk tetap berjuang…
Melawan kota metropolitan yang siap menerjang…
Bertahan tuk tetap tegar laksana batuan karang…

Senja…
Sampaikan salam rindu ini…
Bahwa aku baik – baik saja…
Di balik terjangan ibu kota…

Senja…
Sampaikan kabarku ini…
Bahwa aku slalu mengingatnya…
Di balik pikiran suntuk ibu kota…

Tunggulah sejenak…
Hingga sang senja kan berubah menjadi dewi malam…
Dan janganlah beranjak…
Akan sebuah rindu yang telah tergenggam…

Sahabat…
Aku samapaikan rinduku pada Sang Senja…
Berharap kau kan melihatnya di tempat yang berbeda…
Tuk sejenak menanyakanmu akan kabar yang kau rasa…
Hingga nanti kan kulihat senyum itu…
Merekah dalam bibir dan hatimu…

Sahabat…
Aku ingin melihatmu menangis…
Tapi BUKAN tangis KESEDIHAN melainkan KEBAHAGIAAN…
Sahabat…
Aku tidak ingin melihatmu tersenyum…
Kalau hanya SENYUM di BIBIRmu bukan di HATIMU…

Minggu, 01 April 2012

Kios Bensin Kejujuran

TRIBUNJATIM.COM,KEDIRI- Pemilik kios bensin kejujuran Abdul Mukti Muraharjo (53) warga Jl Veteran, Kota Kediri, Jawa Timur menerima penghargaan PWI Award dari PWI Perwakilan Kediri. Penyerahan piala dilakukan bersamaan puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) PWI Kediri di IKCC Insumo, Kamis (1/3/2012).


Abdul Mukti Muraharjo sehari-hari membuka kios bensin di depan rumahnya. Hanya saja kios itu tidak ditunggui, tapi pembelinya diminta mengambil dan membayar sendiri di kaleng yang telah disiapkan.

Saat menyampaikan pidato usai menerima penghargaan, Abdul Mukti mengaku sejak membuka kios bensin pada September 2011 selalu merugi. Masalahnya, banyak pembeli yang tidak mau membayar, bahkan membawa kabur botol berikut isinya. 

“Kami pernah menerima pembayaran dengan uang palsu dan uang mainan,” keluhnya.

Bapak tiga anak itu mengaku gembira menerima penghargaan karena upayanya membuka kios bensin kejujuran. 

“Maksud kami membuka kios bensin kejujuran untuk membantu masyarakat yang kehabisan bensin serta menumbuhkan kejujuran di masyarakat,” ungkapnya.

Dia berharap dengan adanya kejujuran, di masa mendatang tidak ada lagi kasus korupsi di Indonesia.

“Pemberantasan korupsi selama ini tidak menyentuh akar masalahannya, jadinya hanya memotong rantingnya yang kemudian muncul lagi kasus korupsinya,” tambahnya.

Abdul Mukti berharap pemberantasan korupsi dilakukan  dengan menumbuhkan kejujuran di kalangan pelajar. Dengan upaya itu pemberantasan korupsi dimulai dari akarnya.

“Kalau generasi muda kita jujur, tidak ada lagi kasus korupsi di Indonesia,” paparnya yang disambut aplaus ratusan undangan.

Semenjak kios bensinya banyak diekspos media massa, sudah beberapa kali Abdul Mukti diundang talk show di sejumlah TV. Malahan sejumlah pemirsa yang bersimpati juga memberikan bantuan modal.

Selain Abdul Mukti, penghargaan PWI Award juga diberikan kepada Faisal, pelajar SMAN 2 Kota Kediri yang meraih medali emas Olimpiade Kebumian. Dari perusahaan PT Gudang Garam Tbk, serta dari instansi RS Bhayangkara Kota Kediri dan perorangan Wali Kota Kediri dr Samsul Ashar.

Puncak Hari Pers Nasional (HPN) di Kediri juga digelar seminar mengupas Konflik sosial keagamaan dengan nara sumber Wakil Gubernur Saifullah Yusuf dan Kapolres Kediri Kota AKBP Ratno Kuncoro.


source:
http://jatim.tribunnews.com/2012/03/02/terus-merugi-pemilik-kios-bensin-kejujuran-terima-award

Minggu, 04 Maret 2012

Negeri 5 Menara



Negeri 5 Menara adalah sebuah trilogi, yang terdiri dari 3 novel yang saling bersambung. Novel pertama adalah "Negeri 5 Menara", yang kedua adalah "Ranah 3 Warna" dan yang ketiga sedang dalam proses penulisan. Judulnya nanti akan mengandung unsur angka 1.

Buku 1: Negeri 5 Menara
Buku ini ditulis dengan syukur, respek dan terima kasih. Kepada Tuhan, kepada orang tua dan handai tolan, dan kepada setiap orang yang telah menanam kebaikan dalam hidupnya.
"Negeri 5 Menara” adalah buku pertama dari rencana trilogi. Buku ini berniat merayakan sebuah pengalaman menikmati atmosfir pendidikan yang sangat inspiratif. Semoga buku ini bisa membukakan mata dan hati pembaca.  Dan menebarkan inspirasi ke segala penjuru.
Salah satu pesan utama novel ini adalah "man jadda wajada" sebuah pepatah Arab yang berarti "siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses". Pengalaman para tokoh di novel ini mengajarkan mereka bahwa apa pun mungkin diraih selama didukung usaha dan doa. Jangan pernah remehkan mimpi, setinggi apa pun. Sungguh Tuhan Maha mendengar.
Sebagian royalti diniatkan untuk merintis Komunitas Menara, sebuah organisasi sosial berbasis relawan (volunteer) yang menyediakan sekolah, perpustakaan, rumah sakit, dan dapur umum secara gratis buat kalangan yang tidak mampu.




source:
http://negeri5menara.com/index.php/tentang-novel

Persahabatan Jari Kelingking


Persahabatan jari kelingking… meskipun ia kecil… tapi ia kan memegang erat…



Terinspirasi oleh :  jari kelingking
Karawang, 02 Maret 2012

Masih ingatkah dirimu…
Kala kita kecil, kau bikin diriku menangis menderu…
Karena kau telah rebut mainan kesukaanku…
Hingga aku hanya bisa manangis menggebu – gebu…
Karena kau hanya tertawa meninggalkaku…

Hingga kala usia remaja mulai berjumpa…
Membuat fisikku tumbuh semakin dewasa…
Waktu itu kau kembali berulah membuatku sedih terasa…
Dengan mencorat – coret buku tugas sekolahku hingga tak berupa…
Hanya membuatku kesal dan marah di jiwa…

Kini sosokku telah benar – benar dewasa…
Dan kau pun tak lagi menjadi sosok anak kecil yang pantas dimanja…
Saat kuingat cerita tentang kita…
Mengingatkan akan banyak cerita…
Duka, lara bebuah air mata…
Senyum, tawa menyisakan kegelian terasa…
Seakan bak cerita kehidupan yang selalu berganti – ganti…

Aku hanya mampu tersenyum malu mengingat cerita – cerita kita…
Akan tawa, bahagia, tangis dan luka yang pernah kita rasa…
Kini hanya akan meninggalkan sebuah kerinduan di jiwa…
Akan makna persahabatan yang telah kita lalui bersama…
Mungkin tak kan pernah ada yang meminta…
Kita aka bersahabat dengan siapa?
Tua, muda, laki, ataupun wanita…
Ayah, Ibu, adik, kakak, teman, bahkan saudara…
Semuanya Allah hadirkan dari kasih sayang-Nya…
Melalui sosok – sosok yang dekat dengan diri kita…

Aku hanya bisa meminta pada Sang Kuasa…
Layaknya persahabatan jari kelingking…
Yang memegang erat satu sama lainnya…
Tuk sejenak saling berbagi motivasi dan cerita…
Menjalani perjuangan dan tantangan menghadang…

Ya Allah… Ya Rabbi…
Terima kasih untuk cerita – cerita yang telah kau hadirkan…
Aku hanya merasakan…
Bahwa dirimu masih memberikan kesempatan bagi sosokku ini…
Tuk tetap tegar dalam menjalani tantangan kehidupan…

Terima kasih sahabat – sahabatku…
Terima kasih Ya Allah…

Teruslah genggam erat tanganku…
Sebagai penguat dan motivasi penguat…
Tuk hadapi tantangan di hari esok yang kan menghadang…
Karena ini bukan cerita ku semata…
tapi ini cerita kita…
Sebagai anugerah Allah pada hamba – hamba – Nya…
Melalui orang – orang terdekat kita… 

Minggu, 19 Februari 2012

Surat Cinta Untukmu Sahabat



Assalamu ‘alakum sahabat…
Semoga saat engkau membaca surat ini, engkau dalam keadaan tersenyum. Kerana Allah telah menghadirkan kembali rasa sayang serta KasihNya padamu. rasa yang sama saat kita bersama dulu, menjalani hari – hari penuh lelah, merangkai senyum dalam keletihan. Namun, kita menghimpunnya dalam suasana penuh cinta.

Sahabatku.
Sekali lagi aku menyapamu, untuk sebuah rasa rinduku padamu. Apa kabarmu hari ini? Dari tempat aku menulis sepucuk surat ini, aku selalu berdoa dalam segenap hatiku, agar engkau di sana tetap teguh dalam keimanan, dan Allah tak pernah hentinya mencurahkan RahmatNya padamu.

Sahabat…
Pernahkah kau berpikir mengapa Allah mempertemukan kita? Adakah semua kenangan indah yang kita alami terjadi begitu saja. Aku tak kuasa membendung butiran cinta bila merenungi semua ini. Semalam di sepertiga malamku, ku curahkan segenap rinduku pada Sang Pemberi Cinta, kerana aku tahu padaNya lah bermula rasa rinduku padamu. dan tak lupa sebait doa ku lantunkan di sepertiga malam ku itu, agar kau selalu dalam naunganNya.

Sahabat….
Terakhir kali kala kita akan berpisah, sebenarnya aku benar – benar tak kuasa melepasmu, kenangan - kenangan manis yang telah lama kita jalin, rasanya terlalu erat untuk diuraikan. Tapi senyummu ketika itu, mengisyaratkan agar aku tetap tabah. Hingga kini bila jiwaku terasa sunyi wajah ceriamu selalu hadir. Seolah engkau benar – benar ada di sampingku. Menghiburku dengan cerita – cerita indah dari syurga, cerita tentang orang – orang yang selalu dikasihi Allah kerana saling mencintai keranaNya.

Sahabat…
Suatu kali saat cahaya senja menaungiku di bibir pantai, aku termenung sambil menatap riak – riak air laut yang tenang. membiarkan angin dengan lembutnya menerpa wajahku. Mengusikku, yang kala itu sedang terkenang akan dirimu. Dan butiran beningpun kembali mengalir, sesekali riak – riak air laut menggodaku, menyentuh kakiku yang tak beralas.

Sahabatku, yang jiwamu selalu terpancar cahaya keimanan
Bila bisa memilih, aku ingin selalu setia bersamamu, mendengarkan cerita – cerita indahmu, atau menghiburmu kala kau sedang berduka. Tapi, aku mengerti bahwa sang Khaliq telah menyiapkan skenario terindahnya untuk kita, sehingga Tak ku risaukan lagi apapun takdir Tuhan tentang kita nantinya, bisa mengenalmu saja aku sudah sangat bersyukur. Aku bersyukur kerana Allah telah menghadirkan dirimu pada sepotong mozaik hidupku yang singkat ini. Sepotong kenangan indah bersamamu, mampu mencerahkan setiap langkahku.

Sahabat….
Sepucuk Surat yang engkau genggam ini, ku tulis dengan hati yang bergetar. Setiap untaian katanya adalah kuntum – kuntum rinduku padamu. aku menulisnya dengan perasaan yang sama saat kita meguncapkan janji – janji suci, bahwa kita akan bertemu kembali di tempat terindahNya, syurga firdaus. Kini, saat kita tak bersama lagi. Hanya janji suci itulah yang menguatkan aku, mengiringi langkahku dalam merangkai cita –cita.

Sahabatku,
Semenjak kita berpisah, aku telah mengenal banyak orang, bertemu bermacam rupa manusia. Namun, tak kutemukan satupun perasaan yang sama saat bersamamu. Ada kehangatan jiwa yang ku rasakan, saat kita menertawakan kebodohan
 kita sendiri, kau telah mengajari aku bagaimana cara agar kita tetap tersenyum, meski takdir terasa pahit.

Sahabatku…
Ku harap engkau selalu dalam kebaikan, jagalah selalu shalatmu, tilawahmu, serta lisanmu. Sehingga para malaikat menyaksikan engkau sebagai hambaNya yang sempurna dalam keimanan. Sahabatku, ku harap pula agar engkau selalu menjaga akhlakmu di manapun engkau berada, serta kepada siapapun, kepada orang yang muda ataupun tua, bahkan kepada orang – orang yang membencimu sekalipun.
Begitu juga diriku, ku mohon agar engkau selalu mendoakanku. Agar kita bisa menjadi pribadi yang menawan kerana akhlak dan ilmu.

Sahabatku..
Seterjal apapun perjalan yang kau tempuh, sepahit apapun kisah yang kau rasa. Ku mohon padamu, janganlah pernah berpaling dari cahayaNya. Yakinlah, bahwa engkau tak pernah sendiri, Allah dengan segala kemurahanNya akan selalu membimbingmu, asal dirimu selalu menjaga waktu untuk selalu dekat padaNya.

Sahabatku yang hatinya selalu terpancar cahaya Illahi, selalu ada ruang dihatiku untukmu, kerana kau telah terlebih dahulu membesarkan hatiku. Dan aku berharap semoga kita bertemu kembali walau di tempat dan waktu yang berbeza, namun masih ada cinta di sana.

Sahabatku, yang kerana Allah aku merindukanmu.
Inilah sepucuk surat yang ku tulis untukmu, ku tulis dengan hati yang ikhlas, dengan jiwa yang basah. Semoga setelah engkau membacanya, semakin terjalinlah rasa persahabatan kita. Dan semakin semangat pula ikhtiar kita menuju jalanNya. Semoga Allah menghimpun kita di taman – taman surganya, seperti janji suci yang telah kita ikrarkan.

Wassalam

source from:  

Sebiru Hari Ini



Album : Sepotong Episode
Munsyid : Edcoustic
http://liriknasyid.com






Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita, bersama di sini

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah


reff:
Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan ilahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah
Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini


Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

intro

reff 2x

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah