Jumat, 29 Juli 2011

Banyak Jalan Menuju Roma… Satu Cinta Mendekap Ridho-Nya…


Ambilah hikmah dari secuil peristiwa yang kau lewati

Terinspirasi oleh : sang pendaki gunung dan penyelam lautan
Yogyakarta, 29 Juli 2011

Pikirkan diri kita adalah seorang pendaki tebing…
Berjuang tuk meraih bebatuan runcing…
Meskipun kita hanya bisa berpegangan pada akar – akar kering…
Namun, jika kita masih tidak berpikiran miring…
Kan kita pijakkan kaki di puncak terpenting…
Dengan pemandangan indah pengobat kepala pening…

Bayangkan diri kita adalah seorang penyelam lautan…
Dinginnya air dan asinnya rasa jadi hambatan…
Meskipun kita hanya berbekal nyali tertanam…
Namun, jika kita mampu bertahan…
Kehidupan bawah lautan dengan berjuta keindahan…
Kan menjadi satu panorama wujud kebesaran dan keagungan…


Mas, Mbak…
Hidup adalah sebuah perjalanan singkat yang kita lalui dari berbagai macam segi kehidupan yang penuh dengan misteri. Hingga terkadang kita menjadi lupa jika kita hidup dalam sebuah perjalan penuh misi untuk tetap melangkahkan dalam dekapan cinta-Nya.

Sejenak kita mulai tersadarkan diri, bahwa kehidupan ini adalah sebuah proses perjalanan. Bagaikan sebuah roda yang mengalir, kadang hidup terasa mudah dilalui. Namun, tak jarang juga kesulitan dan penderitaan membuat mulut kita mengeluh “aduh”. Sebuah hal yang wajar dalam proses pencarian kehidupan yang terus berlangsung selama kehidupan ini.  Hingga terkadang, proses yang berlangsung secara alamiah ini justru sering terasa menjadi hal yang biasa, tanpa kita maknai sebagai sebuah jalan untuk semakin mendekatkan diri kita pada Allah SWT.


Hidup bukanlah sebuah perjalanan yang mudah tuk dilalui…
Terkadang jalan-Nya yang berliku membuat kita tak kuasa tuk bertahan…
Dan…
Seringkali kita mulai lelah belajar akan rasa SYUKUR…
Namun…
Disitulah kita mulai mengenal arti KEIKHLASAN…

Mas Mbak…
Roda perputaran hidup kan terus berputar hingga nafas berpisah dari tenggorokan ini. Dan otak tak kan dapat lagi memikirkan tentang jiwa dan raganya. Semuanya mengalir dalam sebuah proses yang telah diatur begitu seimbang oleh Sang Maha Cinta. Bukankah kita hanya perlu menikmati dan mensyukuri setiap hembusan nafas yang masih mampu keluar masuk dari hidung kita. Tanpa perlu sebuah pengorbanan sepeser uang pun. Sungguh Allah Maha Pemurah…
Namun, terrkadang sifat ketidaksabaran kita akan proses perjuangan ini membuat diri kita kadang terlalu lembek untuk berjuang. Kadang kita terlalu mudah mengeluh kepada makhluk sesame kita. Hanya karena kita merasa apa yang kita inginkan tak cepat- cepat terlaksana. Kita terlalu egois untuk memahami setiap proses perjalanan ini.

Bayangkan saja diri kita sebagai seorang pendaki tebing. Beratnya liku jalanan yang terjal dan licin harus ia lalui sepanjang jalan. Beratnya tubuh di tambah barang bawaan terkadang semakin mempersulit perjuangannya. Namun, apa yang ia rasakan ketika kita sudah mampu melewati semua tahapan proses tersebut. Akan kita temukan sebuah pemandangan luar biasa di atas puncak yang begitu menggetarkan jiwa. Hingga terasa dunia menjadi begitu sempit dari pandangan mata kita.

Contoh lain ketika kita hadirkan diri kita sebagai seorang penyelam. Dinginnya air laut dan asinnya kadar garam seakan membuat tembok penghalang yang begitu tebal dari diri kita. Seakan menghalangi langkah kita untuk mencoba mau menikmati keindahan dasar laut. Namun, ketika kita mampu mennyelami proses ini, kan kita temukan sebuah keindahan dasar laut yang nyata. Seakan sebuah pemandangan dunia yang tersembunyi di bawah permukaan laut. Alami tanpa terjamah oleh kehidupan manusia.

Mas Mbak…
Proses inilah yang kadang membuat kita tak mau menunggu, Sering kita hanya menginginkan hal – hal yang instant. Dan haslinya, ya instant pula lah, Cuma sekali srutup, hilanglah semua kebahagiaan itu.

Bukankah kita masih ingat janji Allah. Dia tak kan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tak merubah nasibnya sendiri.


Hmmm… satu hal yang Allah inginkan dari kita. Kita perbuatlah semaksimal mungkin dari usaha yang kita lakukan. Setidaknya Allah pengin tau seberapa besar niat kita untuk menuju titik kemenangan kita. Sebuah usaha yang memang tak mudah untuk kita lalui. Namun, setidaknya Allah tak kan pernah memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya.

Terkadang kita pernah memikirkan. Kanapa diantara ribuan dan jutaan manusia di dunia ini, Kenapa kita yang ditakdirkan untuk menerima cobaan seperti ini. Tak perlu kita risaukan, setidaknya kita hanya perlu untuk kembali memikirkan hal yang positif. Setidaknya karena Allah masih sayang pada diri kita. Dia ingin mengangkat derajat kita melalui ujian ini. Dia ingin melihat seberapa pantaskah diri kita akan ujian yang ia berikan.

Kita hanya perlu ingat sebuah kepastian yang tertuang dalam surat Asy Syarh:
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586],  Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S Asy Syarh 6-8)

[1586] Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) Telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu Telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila Telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.

Jumat, 22 Juli 2011

Hapuslah Air Matamu… Hadirkan Senyum di Hatimu…


Kado Spesial Untuk Ibu dan Calon ibu

Dedikasikan untuk : para ibu dan calon ibu…
Blimbingsari, 22 Juli 2011 (21 Rajab 1432 H)


Kala ku pandangi sang mentari yang begitu teduh menyinari bumi…
Aku jadi ingat akan kasih sayang hangat ibu pada anaknya…
Tak pernah lenyap meski sekejap…
Begitu hangat dalam dekapan rindu…

Kala ku saksikan lautan dengan deburan ombak yang membentang luas…
Aku jadi tahu akan cinta seorang ibu pada anaknya…
Tak pernah kurang meski sebentar…
Bagaikan sang lautan yang erat mengikat airnya…


Ibu…
Lihatlah anakmu kini…
Berdiri di tengah gemerlayut dunia…
Menginjakkan semangat dalam ketergopoh – gopohannya…
Hanya untuk ku katakan…
Semua untuk pengorbananmu…
Ibu…

Ummi…
Lihatlah anakmu saat ini…
Yang dulu kau gendong dengan pelukanmu…
Dan kini tumbuh dengan fisik yang lebih besar…
Berjuang meraih mimpi dan citanya…
Hanya untuk ku katakan…
Semua untuk kasih sayangmu…
Umii…

Bunda…
Lihatlah anakmu kali ini…
Yang dulu sering ngompol membasahi pakaianmu…
Dan kini mulai melanglangbuana ke penjuru kota…
Berjuang mewujudkan senyum dan tawa…
Hanya tuk ku katakan…
Semua untuk cintamu…
Bunda…


Meskipun beribu kata maaf ku coba ucap dalam mulutku…
Namun tak kan mampu menggantikan…
Salah dan khilafku….
padamu…

Walaupun berjuta ucap terima kasih ku hadirkan dalam bibirku…
Namun, tak kan mampu menggantikan…
Pengorbanan dan kasih sayangmu…
padaku…

Ibu… Emak… Ummi… Bunda…
Hapuslah air matamu…
Setidaknya aku masih punya mimpi…
Yang kini belum bisa ku hadirkan untukmu…
Sebuah kado spesial yang akan kuberikan…
Sebagai sebuah tanda cinta dari anakmu…

Ibu… Emak… Ummi… Bunda…
Hapuslah air matamu…
Hadirkan senyum dihatimu…


Rabu, 20 Juli 2011

Setengah Senja (catatan ke-lima puluh)



Dan hanya pada-Nya lah kita kan kembali







Thank to all readers of my note

Yogyakarta, 20 Juli 2011



Tak ku sangka sejauh mata melangkah…

Tanpa ku sadari…

Beberapa catatan dan goresan tulisan mengalun dalam jemariku…

Hingga kini catatan ke-lima puluh ini pun hadir menghiasi tampilan facebook…

Menghiasi langkah dan waktu yang terukir dalam setiap jalan hidup…



Alhamdulillah…

Catatan ke-lima puluh ini hadir sebagai sebuah hikmah perjalanan yang begitu indah…

Ketika hidup kita maknai sebagai tempat pencarian inspirasi…

Ketika hidup kita maknai sebagai tempat berbagi hikmah kehidupan…

Untuk senantiasa mengingatkan akan kebaikan dan keburukan…



Terima kasih untuk mas, mbak, sahabat, teman – teman dan semua pembaca yang telah menyempatkan waktunya untuk membaca sepenggal noteQ. Semoga bermanfaat aza. Maaf jika ada beberapa note yang kurang berkenan. Semua adalah khilaf dariQ. Dan jika ada kelebihan, itu semata karena Allah yang menghadirkan sepenggal tulisan u berbagi.



Q cuma seseorang yg mencoba berbagi hikmah kehidupan dan inspirasi saja. Masih banyak ilmu dan kekurangan dariQ yang masih perlu banyak masukan ini. Jika mas dan mbak ingin memberikan kritik dan saran, mangga silahkan. Langsung saja tulis di komentar.



Meskipun sang mentari terbit indah di pagi hari…

Dia kan terbenam juga di ujung senja…

Meninggalkan satu pandangan yang tak jauh eloknya…



Walaupun sang rembulan terjaga di malam hari…

Ia kan tetap tergantikan di kala pagi menjelang…

Dengan sinar sang surya yang tak kalah teriknya…



Begitupun kehidupan…

Semua kan menjadi sebuah jalan perjalanan…

Hingga akhirnya kan tergantikan oleh jiwa2 yang lebih tangguh dan segar…

Karena dunia hanyalah tempat bercocok tanam…

Sebagai bekal akhir kita kembali pada Sang Maha Cinta…

Minggu, 10 Juli 2011

ANTARA SABAR DAN MENGELUH

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.
"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu ?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"
Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"
Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"
Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil keksaihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,:
" Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."
Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.

Ini Dia, Profil Lengkap Ketum Baru PSSI


detail berita
Djohar Arifin (Foto: Achmad Firdaus)
JAKARTA - Ketua Umum PSSI untuk periode 2011-2015 telah terpilih pada Kongres Luar Biasa di Solo. Djohar Arifin Husin, seorang penyandang tiga gelar pendidikan bergensi yaitu Profesor, Doktor, dan Insinyur ini terpilih melalui 61 suara yang mendukungnya.


Banyak masyarakat Indonesia sendiri sebenarnya kurang begitu mengerti sepak terjang pria yang notabene seorang pemain sepakbola ini. Karena itulah Okezone memberikan sepintas mengenai daftar riwayat hidup pria yang mengemban tugas berat dan tanggung jawab besar terhadap dunia pesepakbolaan nasional.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama Lengkap : Prof Dr Ir Djohar Arifin Husin.
Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 13 September 1950
Agama : Islam
N I P : 130811667
Pangkat/ Golongan : Pembina Utama, IV E
Pekerjaan : Staf Pengajar Kopertis Wilayah I DPK UISU
Jabatan Terakhir : Staf Ahli Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
Eselon Jabatan : I A
Status Pernikahan : Menikah, 1 isteri, 4 anak, 3 cucu


Nama Isteri : Marina Hutabarat


Nama Anak/Menantu :
Siti Faty Rahmarisa SE MEc/ T Syukrimuddin SE
Siti Fina Rahmarika SIp/ Kurniawan Indrayanto SE
Muhammad Ari Taufiqurrahman SE
Siti Fani Rahmarini Sip


Nama Cucu :
T. Ariq Muhammad Pasha
T. Siti Shayla Rafaeyfa
Muhammad Rofi Rely Kurniawan


Hobi : Olahraga Sepakbola, Tenis, Renang. Membaca
Keahlian Khusus : Pertanian Perkebunan, Perencanaan Kota dan Wilayah


Kunjungan Luar Negeri : Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, Vietnam, Yunani. Myanmar, Filipina, Timor Leste, Srilanka, India, Jepang, Saudi Arabia, Taiwan, China, Yordania, Palestina, Mesir, Uni Emirat Arab, Iran , Turki, Nepal, Qatar, USA, Kanada, Belanda, Australia, Jerman, Spanyol. Uzbekistan. Austria, Cekoslavakia, Hongaria, Tunisia, Kamboja.


PENDIDIKAN
Doktor (Ph.D) Bidang Perencanaan Kota & Wilayah, Universiti Malaya, Malaysia.
Akta Mengajar (Akta V) Universitas Terbuka, Indonesia
Sarjana Pertanian Perkebunan (Ir) Fakultas Pertanian USU, Medan.
Sarjana Muda (BSc) Bidang Perkebunan, Fakultas Pertanian USU, Medan.
Madrasah Rendah, Menengah Pertama, Menengah Atas di Tanjung Pura, Langkat.
SD, SMP, SMA Negeri di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara


PENGALAMAN PEKERJAAN


PENGHARGAAN
1. Penghargaan Dosen Teladan Tkt Nasional, (Adihtya Tridharma Nugraha) 1985.
2. Penghargaan Pembina Olahraga Sumatera Utara, 2003.
3. Satya Lencana Pengabdian 20 tahun PNS.
4. Gelar Adat Dari Kesultanan Serdang Sumatera Utara “Datuk Pandita Indra Wangsa” Tahun 2007.


PENGALAMAN OLAHRAGA
1. Pemain PSL Langkat 1968-1969
2. Pemain PSMS Medan 1973- 1976
3. Wasit Nasional dan Internasional 1976- 1987
4. Pelatih Sepakbola bersertifikat S3
5. Macht Inspector PSSI 1987
6. International Football Match Inspector 2003
7. Menejer Tim Nasional PSSI Yr ke Kejuaraan Asia di Bangkok,1994
8. Pelatih Tim Nasional Timnas Mahasiswa ke POM Asean di Singapora,1994
9. Menejer Tim Nasional PSSI dalam rangka uji coba ke Myanmar, 2003
10. Menejer Tim Nasional PSSI Yr ke Kejuaraan Asean di Vietnam, 2003
11. Ketua Komisi wasit PSMS Medan 1977-1980
12. Ketua komisi Wasit Komda PSSI Sumut 1981-1984
13. Wakil Sekretaris Komda PSSI Sumut 1984-1988
14. Sekretaris Komda PSSI Sumut 1988-1996
15. Wakil Ketua Komda PSSI Sumut 1996-2000
16. Wakil Ketua Umum Pengda Tae Kwon Do Sumatera Utara 1994-1998
17. Ketua Komda PSSI Sumut 2000-2004
18. Ketua Harian KONI Sumut 2003
19. Ketua Bidang Litbang KONI Pusat 2003
20. Sekretaris Jenderal KONI Pusat 2003-2005
21. Anggota Sea Games Federation 2003-2005
22. Vice President The Islamic Solidarity Sports Federation 2005-2009
23. Ketua Umum PB Persatuan Olahraga Zulkarnaeh Indonesia
24. Ketua Umum PB Persatuan Taugh Seluruh Indonesia
25. Vice Presiden Federasi Olahraga Sambo Asia
26. Ketua Umum PB Persatuan Sambo Indonesia
(seb)

source:

TIDAK AKAN MASUK NERAKA ORANG YANG MENANGIS KERANA TAKUTKAN ALLAH

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Bahawa tidak akan masuk neraka orang menangis kerana takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya."
Dalam sebuah kitab Daqa'iqul Akhbar menerangkan bahawa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka.
Maka salah satu daripada rambut-rambut matanya berkata, "Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad S.A.W telah bersabda, sesiapa yang menangis kerana takut kepada Allah S.W.T, maka Allah mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis kerana amat takut kepada-Mu."

Akhirnya Allah S.W.T mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis kerana takut kepada Allah S.W.T. Malaikat Jibril A.S mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut."
Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahawa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyalaan api yang sangat menggerunkan, semua umat menjadi berlutut kerana kesusahan menghadapinya. Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, "Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan." (Surah al-Jatsiyah ayat 28)

Sebaik sahaja mereka menghampiri neraka, mereka mendengar kegeraman api neraka dengan nyalaan apinya, dan diterangkan dalam kitab tersebut bahawa suara nyalaan api neraka itu dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang hingga Nabi-nabi dengan ucapan, "Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah) kecuali hanya seorang nabi sahaja yang akan berkata, "Umatku, umatku."
Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad S.A.W. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad berusaha menghalanginya dengan berkata, "Wahai api! Demi hak orang-orang yang solat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali."

Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak mahu kembali, lalu malaikat Jibril berkata, "Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad S.A.W"
Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah meraihnya. Berkata Jibril A.S. "Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya." Lalu Baginda mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu.
Setelah itu Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada Jibril A.S. "Wahai Jibril, Apakah air itu?" Maka Jibril berkata, "Itulah air mata orang derhaka di kalangan umatmu yang menangis kerana takut kepada Allah S.W.T. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu." Maka padamlah api itu dengan izin Allah S.W.T.

Telah bersabda Rasulullah S.A.W, " Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis kerana takut kepada-Mu, sebelum tidak ditemunya air mata."

Secangkir Teh Manis Untukmu Ibu…


Tributed to my Mom (13 Rajab 1377 – 6 Ramadhan 1428)
Yogyakarta , 10 Juli 2011


Seteduh pohon beringin…
Cinta pada anakmu begitu berharga…
Melindunginya dari sinar sang mentari yang begitu terik…
Hingga sang rumput pun tumbuh subur menjalar di bawahnya…

Seindah bunga melati…
Kasih sayang pada anakmu begitu berarti…
Menopangnya dengan ketulusan hati yang luar biasa…
Hingga sang anak pun tumbuh dengan begitu tegar…


Aku rindu lantunan doa yang selalu kau panjatkan…
Hingga kala ku dengar bisikan doamu…
Tak pernah kau lupa kau menyebut namaku…
Anakmu…

Aku rindu semangat hidup yang selalu kau gelorakan…
Hingga ketika ku dendangkan langkahku…
Menggelorakan getar masalahku…
Karna kubayangkan senyum kegembiraanmu…

Aku rindu petuah manis yang slalu kau lantunkan…
Hingga kan menjaga langkah dan sikapku…
Meskipun kau sering kesal karena ulahku…
Tapi yang kutahu…
Semua demi kebaikanku…


Masih kuingat…
Dulu kau cubit kulit kecilku jika aku nakal…
Karena kebandelan dan keegoisanku…
Yang membuatku menagis dan kesal…
Tapi kini aku rindu cubitanmu…
Yang selalu mengingatkanku akan jalan kebenaran…

Masih kuingat…
Dulu kau berikan senyum kala ku bawakan oleh – oleh…
Sehabis tamasyaku di kota orang…
Yang membuatku bangga setengah gila…
Tapi kini aku rindu senyumanmu…
Yang selalu memanjakanku dengan setia…

Masih kuingat…
Dulu kala kucium tanganmu…
Ketika kepergian mengejar tekadku…
Selalu kau hadirkan semangat dari tatapan sendu…
Yang membuatku selalu kuat dan tegar menapaki langkahku…

Masih kuingat…
Dulu selalu kau pinta secangkir teh hangat manis…
Yang menghantarmu di ujung senja temaram…
Tapi kini aku hanya bisa merindu…
Karena tak lagi bisa kuhantarkan rasa cintaku…

Secangkir teh manis itu…
Mengingatkanku akan senyum bahagiamu…
Maafkan aku jika belum bisa membuatmu bangga…
Ibu…


***
Cinta seorang ibu kepada anaknya luar biasa keikhlasannya, meskipun tanpa kita minta sekalipun. Pengorbanan dan perjuangan mereka begitu luar biasa, hanya tuk sekedar melihat anaknya bahagia.
So, cintailah mereka (orang2 yang kalian cinta) sebelum Allah mengambil mereka karena kau tak lagi bisa menghadirkan rasa cintamu padanya…
^^

Jumat, 08 Juli 2011

The Last but Not End ... Sebuah Renungan


tak ada yang abadi dalam kehidupan dunia ini…


Terinspirasi dari : buah kelapa yang jatuh di tanah
Yogyakarta, 08 Juli 2011

Pandangilah buah kelapa yang bergelantungan itu…
Muda, tua, kuning, cokelat, hijau, besar, kecil…
Semua bisa jatuh dari pohonya…
Tak ada yang menyangka takdirnya…
Dan begitupun kematian…
Tak ada yang tahu tentang kedatangannya…
Semua tlah menjadi misteri dan takdir Sang Pencipta…
Agar manusia dapat memanfaatkan waktunya sebaik mungkin…

Bagaikan sebuah benang jahit…
Semua kan mengalun bagaikan sebuah perjalanan…
Hingga ia kan terputus pada satu ujung…
Tuk tergantikan dengan benang lain yang lebih baru…
Dan begitupun kehidupan…
Tak ada yang menyangka tentang kepastiannya…
Semua tlah menjadi rahasia Sang Penentu Jiwa…
Agar manusia dapat memaksimalkan usahanya…

Kehidupan bagaikan sebuah tulisan emas dalam kertas putihnya…
Menggores dengan penuh kepastian bak kehidupan yang mengalir…
Sampai saat tinta itu pun habis terisi…
Tergantikan dengan tinta laen yang lebih bermakna…
Tuk mengisi dunia dengan warna warninya…

Boleh jadi langkah ini terhenti…
Ataupun tergantikan oleh inspirasi laen…
Hingga kutemukan sebuah arti…
Hanya pada-Nya lah kita kan kembali…
Allah Sang Maha Cinta…

Bisa jadi ini inspirasi ini berakhir…
Tergantikan semangat laen yang lebih berani…
Hingga kutemukan sebuah makna…
Hanya pada-Nya lah kita berserah diri…
Allah Sang Pemilik Jiwa…

Hingga esok jika waktu kan menjemput kita…
Akan ada kado senyum yang menemani…
Sebagai sebuah peghibur lara hati…
Di akhir usia nanti…

Jumat, 01 Juli 2011

Sebuah Renungan ....Kumandang Adzan di Penghujung Subuh


Bahwa setiap langkah hamba akan diminta pertanggungjawaban oleh-Nya


Terinspirasi oleh  : isra ‘ miraj
Night of Ascension, Prophet’s journey from Makka (Masjidil Haram) to Jerusalem (Masjidil Aqsha) and to Sidratul Muntaha  back in the same night.
Bekasi, 29 Juni 2011

Lantunan adzan Subuh di pagi itu…
Membangunkanku tuk sejenak beranjak dari mimpi panjangku…
Kembali dalam cerita realita yang penuh kefanaan semu…
Sesaat terjaga tuk bergelut dengan kehampaan duniaku…

Bertahun – tahun kutapaki jalan cinta…
Ratusan dosa kadang mengalir tak sengaja…
Menjadi sebuah kesalahan yang tak ku rasa…
Membuatku kadang lupa akan kuasa-Nya…
Bahwa Engkau-lah Allah Sang Maha Cinta…

Berpuluh – puluh langkah telah ku tapaki…
Jutaan kesalahan kadang terasa biasa kulalui…
Hingga ku lupa akan Sang Ilahi…
Allah yang Maha Mengetahui…
Setiap gerak – gerik langkah yang kujalani…


Maafkan hamba yang kadang lupa…
Kadang ku lupa akan Engkau Sang Pencipta…
Dan hamba terlalu asyik dengan kefanaan realita…
Yang justru membuat pikiran terasa gundah gulana…

Maafkan hamba jika sering jemu…
Tak mengerjakan amalan dan perintah-Mu…
Meskipun aku tahu betapa tak sukanya diri-Mu…
Tapi terkadang hamba terlalu asyik dengan hal – hal yang meragu…

Allah Maha Cinta…
Terlalu banyak dosa yang mengotori diri hamba…
Namun, Allah masih Maha Cinta…
Justru Engkau tetap memberikan rahmat kehidupan…

Allah Maha Pengampun…
Terlalu banyak luput yang menodai badan…
Namun, Allah masih Maha Pengampun…
Justru Engkau tetap memberi anugerah beruntun…

Ya Allah…
Ampunilah dosa dan khilaf hamba selama ini…
Hanya padamulah hamba menyembah dan meminta pertolongan…
Tunjukilah hamba jalan yang lurus…
Jalan orang – orang yang Engkau beri nikmat kepadanya…
Bukan jalan orang – orang yang sesat dan Engkau murkai…