Selasa, 21 September 2010

«Masihkah Tersisakah Urat Malu Kita pada Allah….?»

Tak sedikit orang MALU pidato di depan umum…
Jutaan orang MALU tuk mengaku salah…
Ribuan orang MALU menjadi orang miskin…
Tapi…
Hanya sedikit orang yang punya rasa MALU pada Sang Pencipta…

Coba kita renungkan sepenggal bait di atas. Maka kita bisa memahami bahwa sebagai seorang manusia sudah sewajarnya jika kita memiliki rasa malu. Adanya pikiran, hati, dan jiwa yang Allah berikan membuat rasa malu menjadi sebuah hasrat yang sudah sepantasnya dimiliki oleh seseorang. Namun, ketika kita mau menilik lebih dalam lagi, maka dapat kita mengerti adanya nilai positif dan negatif dari adanya sikap ini.
Sebagai contoh, seseorang murid yang mukanya memerah karena ia ketahuan mencontek saat ulangan harian, atau seorang karyawan perusahaan yang merasa canggung dan malu ketika menyampaikan idenya di depan pimpinan dan karyawan lain. Dan contoh yang lebih ekstrim lagi adalah ketika seorang pencuri tertangkap basah saat melakukan aksinya.
Contoh-contoh tersebut erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari di sekeliling kita. Tak jarang justru kita sendiri tanpa sadar juga telah ikut serta terjebak dengan perasaan malu ini. Dan, pada akhirnya akan muncul tembok-tembok pemisah nilai-nilai keberanian kita.
Pada dasarnya perasaan malu erat kaitannya dengan hubungannya di depan umum. Seseorang merasa panik dan terganggu ketika perbuatan atau omongannya diketahui oleh orang lain. Parasaan ini biasanya acap kali muncul karena pengaruh dari dalam dirinya sendiri. Seseorang akan merasa malu ketika ada orang lain yang mengamati dan melihat tingkah lakunya. Dan alhasil akan menyebabkan sikap yang biasa disebut “salah tingkah”.



Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui." Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Ali-‘Imran ; 29).

Jika kita menilik dari ayat Al-quran tersebut, dapat kita pahami bahwa sebagai Sang Pencipta, Allah memiliki kuasa untuk mengetahui segala sesuatu di alam raya ini. Dan jika kita mau merenungkan kembali, dapat kita ketahui bahwa setiap tingkah dan prilaku yang kita lakukan setiap hari selalu diamati dan disaksikan sepenuhnya oleh Allah SWT.
Kika kita mau merenungkan lebih jauh lagi, maka akan timbul rasa MALU ketika tingkah laku kita tidak sesuai dengan yang Allah harapkan. Dan pada akhirnya setiap langkah dan sikap yang kita ambil akan selalu berada di jalan cinta-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar