Sabtu, 18 Juni 2011

«Dua Lobang Empat Belas Ribu Mas»


                 Sekedar cerita saja nie mas-mbak, pernah kualami sebuah pengalaman menarik mengenai tukang tambal ban. Waktu itu ketika kuboncengan motor dengan kawanku dalam sebuah perjalanan menuju tempat magang. Dan tiba – tiba ban motor terasa goyang. Hmmm… setelah dicek kembali ternyata angin telah lenyap mengisi ban belakang motor yang kami tumpangi. Dengan perasaan berat hati harus kutunda perjalanan yang harus dikejar waktu itu. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 08.05. Itu artinya kedatanganku di tempat magang pasti akan telat. Hingga akhirnya, motor masuk juga ke tukang tambal ban yang kala itu masih menambal ban motor lain. Jadi harus antri menunggu. Huft >_<
                Setelah menunggu cukup lama, ditemani debu dan asap lalu lintas kota Cikarang. akhirnya sang tukang pun selese mengerjakan tugasnya. Dan dengan muka agak mrenges dia bilang “Dua lobang empat belas ribu, Mas”, seketika membuat pikiranku agak terkejut mendengar biaya yang ia keluarkan untuk usahanya itu. Dan meski merasa belum ikhas, akhirnya ku berikan uang yang ia minta.
                Dalam cerita laen, pernah kala kecil, bersama bapakku naek motor boncengan dari perjalanan Temanggung - Magelang. Dan tiba – tiba di tengah jalan ban motor yang kami tumpangi bocor hingga dua kali. Satu kali saat perjalanan berangkat, dan sekali lagi pada saat perjalanan pulang. Sungguh menggelikan karena waktu perjalanan mulai habis terbuang di tempat tambal ban.
                Memang sebuah pengalaman yang sangat tidak mengenakan. saat kita mau buru2 dan di tambah perut yang mulai kelaparan, harus merelakan uang dan waktu untuk menambal lubang di sebuah karet berwarna hitam itu. Dan mungkin pengalaman itu pernah mas-mbak alami sendiri,bukan?
                Namun, disisi laen ketika kita mau merenungi lebih mendalam. Dapat kita temukan sebuah hikmah yang luar biasa dari peristiwa yang kita alami. Coba deh mas-mbak pikirkan lagi, dari sekian banyak orang yang berlalu lalang melintasi jalanan. Kenapa motor kita yang ditakdirkan oleh Allah harus mengalami naasnya ban bocor?
                Pernahkah kita pikirkan lagi, dikala kita sedang terburu – buru ke suatu tempat. Perut kita kalaparan karena belum makan. Dan tiba – tiba ban motor yang kita tumpangi bocor. Betapa marah dan kesalnya kita, tapi ketika kita renungkan kembali. Mengapa dari sekian banyak orang yang melintasi jalanan itu, knapa kita yang Allah takdirkan untuk mampir ke tukang tambal ban itu?
                Semua jawaban ada dalam hati kita masing – masing. Mungkin Allah sedang mengingtkan kita untuk tetap sabar dan ikhlas menerima kehendak –Nya. Mungkin juga Allah sedang mengingatkan kita untuk mau berbagi rejeki ke orang laen. Dan kemungkinan laen yang bisa kita renungkan dengan kondisi diri kita.
                Ingat aza mas-mbak hidup ini penuh dengan keindahan jika kita mau merenungkannya lagi. Bahwa semua yang ada dari takdir-Nya telah mengajarkan kita untuk lebih bijak dan dewasa dalam menyikapi masalah. Termasuk ketika kita mau belajar keikhlasan dari seorang tukang tambal ban.

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (Q.S Shaad: 27)

0 komentar:

Posting Komentar