Sabtu, 22 Oktober 2011

Menanti Hujan Turun di Bulan Oktober


Kesabaran itu kan berbuah manis

Terinspirasi oleh:  musim hujan tahun ini
Temanggung, 23 Oktober 2011

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S Ar-Ruum : 41)

Hmmm… Bulan oktober 2011 ini musim kemarau belum jua berakhir. Masih ada beberapa tempat – tempat di Indonesia yang masih mengalami kelangkaan air. Masih ada orang – orang yang harus mengantri untuk sekedar mencari air bersih keperluan hidup mereka. Sementara di daerah laen justru telah kebanjiran air. Sebuah fenomena alam yang banyak memberikan kita hikmah bahwasanya kita perlu untuk menginstrospeksi kecintaan kita pada sang alam.

Di ujung dunia yang satu kemarau panjang melanda nyata…
Hingga membuat mereka terasa tercekik di dada…

Karena kehausan dan kelaparan yang melanda…
Sementara di ujung dunia lainnya…
Banjir bandang justru melanda…
Membuat perekonomian dan perdagangan terkendala…
Karena air bah yang menggenangi kota…
Semua tak luput karena ulah manusia…
Yang mulai tak lagi menyayangi alam semesta…
 

Yupz, kita tak akan banyak membahas mengenai fenomena alam ini. Secara teoritis seharusnya musim hujan di Indonesia sudah mulai terjadi pada bulan September lalu. Pada saat itu bertiuplah angin muson barat bertiup dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang bersifat basah sehingga membawa musim hujan/penghujan. Nahh, kalau di lihat secara teori tersebut bisa dikatakan kita memang sedang menanti hujan turun.
Sobat…

Mungkin sejenak kita bisa mengambil banyak hikmah dari peristiwa ini, ada banyak hal yang perlu kita persiapkan dalam kesabaran kita. Sebuah proses penantian yang tak hanya bisa kita lewatkan hanya dengan menunggu tanpa ada sikap apapun.

Bukankah sebelum hujan turun, kita perlu untuk mempersiapkan semuanya. Mulai dari melihat jemuran kita di luar, meneduhkan diri kita di tempat yang aman, atau justru hingga melakukan aktifitas bermanfaat sembari menanti hujan reda.

Hingga tanpa kita sadari penantian datangnya hujan mengajarkan kita banyak hikmah. Sejenak akan kugambarkan dalam sebait syair berikut

Kala kemarau panjang melanda bumi…
Membuat hujan turun begitu dinanti…

Seakan sebagai obat duka akan tangis dibumi…
Namun, disinilah Allah sedang menguji…
Kesabaran kita akan sebuah penantian rejeki…
Sembari terus berikhtiar sekuat diri…
Tuk menanti datangnya kemanangan di hati…

Nahhh… begitulah alam mengajarkan banyak hal untuk diri kita terus merengi hikmah luar biasa. Dalam proses penantian akan datangnya rejeki dan kesuksesan kita. Itulah waktu yang tepat kita untuk bisamemantaskan diri. Sebuah usaha semaksimal diri untuk menjadikan diri kita berhak mendapatkan kesuskesan kita. Agar ketika rejeki dan kesuksesan itu telah siap kita jemput, maka kita memang telah berhak untuk mendapatkannya.

“Jadikan diri kita pantas menjadi pribadi yang berhak Allah jadikan SUKSES… Dan kesuksesan itu akan datang dengan sendirinya”

Yupz. Proses penantian itu perlu kita nikmati sebagai sebuah proses kesabaran panjang kita. Bayangkan saja diri kita sedang berpuasa untuk menanti kedatangan kesuksesan. Tentunya tidak hanya dengan menunggu diam, namun dengan usaha semaksimal mungkin, tawakal, dan berharap penuh pinta pada Sang Maha Cinta, Allah SWT. Hingga akhirnya pada waktu berbuka kan kita rasakan kenikmatan yang luar biasa. (Alhamdulillah ya… sesuatu…) 

 “Jika kamu tetap sabar, maka ketentuan Allah tetap berjalan dan kamu mendapat pahala. Dan jika kamu tidak sabar, maka tetaplah berlaku ketetuan Allah, sedangkan kamu berdosa”. Umar bin Khattab

0 komentar:

Posting Komentar